Komunitas fixie kini semakin populer dan sudah digandrungi oleh banyak orang dari yang masih anak anak sampai yang sudah tua tapi penggemar paling banyak adalah dari kalangan anak muda .Dibeberapa kota besar kini sudah terdapat komunitas komunitas,seperti yogyakarta,surabaya,semarang,bandung,jakarta dan lain lain.
KOMUNITAS FIXIE DI SURABAYA
Berbicara tentang komunitas sepeda fixie Surabaya,
cobalah mengenal pengguna sepeda fixie yang ada di manukan surabaya,
meskipun yang saya ketahui kota surabaya ini juga mempunyai banyak
sekali komunitas pecinta sepeda fixie seperti komunitas fixie di jakarta,
tapi gak ada salahnya jika yang pertama ini kita melihat salah satu
gengnya yang cukup terkenal. Adalah Bird Fixed Gear (BFG) salah satu
komunitas sepeda fixie di daerah Manukan Surabaya. BFG terbentuk pada
tahun 2010, tepatnya tanggal 19 Maret atas inisiatif para biker fixie
Manukan untuk mengumpulkan para biker fixie di daerah Manukan dan
sekitarnya.

Komunitas
sepeda yang bermarkas di Barokah Service sepeda daerah Manukan ini
mempunyai anggota kurang lebih 25 orang. Semua anggota adalah para
biker fixie di Manukan, tapi BFG juga menerima biker Mountain Bike
(MTB) sebagai anggota, dan Rizal Haryawan sebagai koordinator dari BFG.
Dalam
seminggu BFG mempunyai jadwal gowes tiap Rabu, Jumat dan Minggu. Untuk
Rabu dan Jumat jadwalnya night riding mulai pukul 7 malam berkumpul di
bengkel. Sedangkan di hari minggu jadwal gowes pagi, mulai pukul 6 pagi
dan berkumpul di salah satu pusat perbelanjaan Manukan.
“Komunitas BFG bekerja sama dengan semua komunitas Fixed Gear yang ada di Surabaya, terutama portal Fixed Gear di Surabaya yaitu Surabaya Fixed Gear.
Sedangakan Surabaya Fixed Gear
sendiri Terbentuk April 2010, yang mempunyai visi dan misi yaitu
menyatukan pengguna Sepeda Fixie diseluruh Surabaya
dan sekitarnya, sehingga tercipta komunitas sepeda fixie yang peduli dengan lingkungan.
Mereka (SFG) mempunyai jadwal ngumpul bareng pada hari rabu malam sekitar pukul 19.00 WIB di KBS ( Kebun Binatang Surabaya ),
jadwal gowes dan lainnya adalah Hari Jum’at, pukul 19.00 WIB bertempat
di Glamrock Shop Surabaya, nah kalau Hari Minggu komunitas sepeda fixie
ini nongkrong pukul 06.00 WIB biasanya sie di Depan Bank JATIM Taman
Bungkul Surabaya, Kalau ada temen-temen yang tertarik untuk gabung atau
ngadain event bareng, boleh deh menghubungi koordinatornya Icank di CP
: +6285735535489.
dan sekitarnya, sehingga tercipta komunitas sepeda fixie yang peduli dengan lingkungan.

Selain dua komunitas sepeda fixie diatas masih
ada komunitas fixie di Surabaya lainnya yang wajib di ulas adalah Roma
Fixed Gear (RFG). RFG didirikan pada bulan November 2010, dimana pada
awalnya anggota komunitas ini hanya sepuluh orang saja.
Namun kini komunitas fixie di surabaya
ini telah memiliki 30 anggota aktif yang setiap hari rabu dan jumat
melakoni kegiatan rutinnya. Mereka berkumpul dan berbagi keahlian
beratraksi dengan Fixie. mereka mempunyai kebiasaan gowes pada waktu
malam hari atau biasa disebut Night Ride, mengalunkan kerlip lampu
Fixie-nya pada jalan-jalan raya Surabaya bersama-sama.
Selain
gowes malam, ketua RFG, Anita Rizkia atau yang biasa dipanggil Anet ini
menjelaskan bahwa RFG juga rutin menggelar Morning Ride setiap minggu
pagi dengan rute keliling kota Surabaya. Selain Night Ride, tiap minggu
pagi komunitas fixie ini juga gowes rame-rame.

KOMUNITAS FIXIE DI JAKARTA
Untuk sebuah sepeda fixie sendiri biasanya berharga sekitar 1,5 hingga 2,5 juta rupiah. Namun
anggota RFG banyak yang lebih suka untuk merangkai fixie-nya sendiri
dengan bantuan bengkel sepeda langganan mereka “Bengkel Mapan”yang
terletak di kawasan Rungkut Mapan Surabaya dan sekarang dijadikan
sebagai markas RFG yaitu di Rungkut Mapan Utara CA 21 Surabaya.
Tak
hanya Night Ride dan Morning Ride saja, komunitas ini juga sering
mengikuti event-even go green yang sering digelar di Surabaya. Seperti
pada Februari 2011, komunitas ini juga ikut serta dalam acara yang
diselenggarakan oleh Singapore Tourism Aboard yakni “Your Singapore”.
Bahkan RFG pernah mengikuti undangan komunitas fixie di Malang untuk gowes bareng di kota Malang.
Selain
tersebut di surabaya masih banyak komunitas sepeda fixie lainnya yang
jumlah anggotanya juga tak kalah banyak, diantaranya adalah Kopi Gowes,
Romo Fixed Gear, Merapi Fixed Gear, Poor Fixed Gear, Colour lawar Fixed
Gear dan masih banyak yang lain, mungkin masih banyak yang terlewatkan.
Coba deh untuk komunitas sepeda fixie Surabaya absen di sini.
Jika mencari komunitas sepeda fixie di Jakarta, maka kiblat pertama saya adalah komunitas sepeda fixie
yang diketuai oleh Yudhi Katmiko, Yaitu ID-Fixed. Bukan karena
pilih-pilih atau karena alasan lain, namun komunitas sepeda inilah yang
secara rutin ngumpul bareng dan dengan terbuka menerima anggota baru,
mereka dengan akan dengan senang hati menerima bahkan melatih para
pemakai sepeda fixie pemula.

Komunitas sepeda fixie Jakarta yang juga layak mendapat perhatian adalah Fixmax, mereka juga turut mewarnai cerahnya ibu kota dengan perpaduan warna sepeda fixie
nan cantik, bukan hanya itu, mereka juga sering berlatih mengasah
kemampuan beraktrasi di atas sepeda 'tidak biasa' ini, bukan hanya
untuk gaya, namun kebutuhan sepeda dikalangan remaja Jakarta sangat
membantu mereka menjalankan segala aktifitasnya, misalnya untuk pergi
kekampus, banyak yang mengakui ke Kampus akan lebih cepat sekitar 15
-30 menit dibandingkan jika mengendarai Angkot atau mobil pribadi.

Sampai saat ini di Jakarta terdapat puluhan komunitas sepeda fixie
bisa berdasarkan karena lokasi, ataupun aktivitas. Beberapa komuitas
sepeda fixie gear Ibu Kota yang saya ketahui adalah seperti Bandit,
Tremors, Sector, Tixie, Munafix (Muter-Muter Naik Fixie), Fix Ink, dan
Slyfix. Apabila dijumlah, perkumpulan ini tidak terhitung karena
beberapa puluh orang saja sudah membuat nama sendiri.

Untuk mencapai rekor komunitas fixie di indonesia terbanyak,
maka Jakartalah tempatnya. Semoga warna-warninya tetap bertahan
menghiasi ibu kota. Dan harapan saya semoga kegiatan ngumpul-ngumpul
mereka memberikan arah yang positif dalam pergaulan, dan semakin
mendorong krativitas remaja untuk maju, bernilai dan indah seperti
spirit yang mengalir dalam jiwa sepeda fixie itu sendiri.
KOMUNITAS FIXIE DI YOGYAKARTA
Pemanasan global kian merajalela. Kini, saatnya masyarakat
berbenah. Mulailah dengan memasyarakatkan sepeda bersama komunitas
sepeda di Jogja.
Lewat pukul sepuluh malam, Jogja nol kilometer menjadi persinggahan
beberapa komunitas di Jogja. Malam itu, Sabtu (8/01), di sudut timur
Monumen Serangan Umum Satu Maret tampak keramaian aktivitas muda-mudi
kota. Biasanya, kawasan itu menjadi tempat berkumpulnya penggemar
sepeda onthel. Namun, sayangnya malam itu mereka absen karena hujan. Di
sudut barat, kemegahan kantor agung kepresidenan menjadi kian elok
dengan sekumpulan orang yang tengah asyik memainkan trik dan gaya bebas
(free style) dengan sepedanya. Kala KAGAMA menyapa, mereka mengenalkan dirinya sebagai bagian dari komunitas sepeda fixie.
Dulu, di Amerika, fixie dikenal sebagai messenger bike.
Sepeda jenis ini digunakan oleh para pengantar pos atau loper koran dan
majalah. Para kurir seringkali mengalami permasalahan waktu tempuh
dalam mengantarkan barang karena kondisi kota yang padat. Untuk itu,
mereka memilih sepeda sebagai alternatifnya. “Sepeda fixie memiliki
kecepatan tinggi, sehingga keterlambatan waktu saat mengirim barang
dapat berkurang. Untuk itu, barang lebih cepat sampai tujuan,” imbuh
Tantra, mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) yang menyukai
sepeda fixie.
Keunikan sepeda fixie adalah bentuknya yang sederhana, menggunakan roda gigi mati (tidal free wheel), tanpa roda gigi yang bisa disetel (gear shift), bahkan tanpa pegangan rem (handle brake).
Sepeda fixie dengan roda gigi yang tetap akan membuat ayunan pedal
terus berputar seiring dengan perputaran roda belakang. Sehingga, untuk
melakukan pengereman, pengendara harus mengurangi putaran pedal dengan
cara gaya melawan arah putaran pedal atau biasa disebut sistem door trape.
Sebagai wadah berkumpulnya penggemar sepeda fixie, terbentuklah
sebuah komunitas terbesar di Jogja, yaitu Cyclebandidos. Mulanya,
sebagian besar anggota Cyclebandidos adalah street art artist
atau pegiat graffiti. Bermula dari rutinitas menggambar graffiti hampir
setiap malam, mereka mempertimbangkan efektivitas motor baik dari segi
bahan bakar bensin, serta keamanan saat ditinggal menggambar. Hal
itulah yang menginspirasi Cyclebandidos untuk mencari jenis
transportasi lain dalam memfasilitasi kegiatannya. Melihat di beberapa
negara Amerika dan Eropa, para seniman juga banyak menggunakan
transportasi sepeda jenis fixed gear, maka muncullah ide untuk
menggunakan sepeda serupa. Secara resmi, Cyclebandidos didirikan pada
September 2009 dengan jumlah angggota awal enam orang dan semuanya
adalah pegiat graffiti. Hingga kini, komunitas ini berkembang dengan
jumlah anggota lebih dari seratus orang.
Herbudi Ipras Prasetya, salah satu anggota Cyclebandidos
menceritakan kegiatan pasca terbentuknya Cyclebandidos. Saat itu,
mereka mulai mengampanyekan fixed gear melalui poster, graffiti dan
acara-acara bersepeda di Jogja. “Hingga sekarang masih terlihat di
beberapa sudut kota dengan tulisan Cyclebandidos Street Art Bike,” terangnya.
Sebagai wujud untuk terus menyosialisasikan sepeda, setiap Jumat
malam, komunitas ini seringkali bersepeda mengelilingi Jogja. Diawali
dengan berkumpul di lorong progo lama (di depan gerbang TBY),
mengobrol, nongkrong dan sebagainya. Setelah semua berkumpul, mereka
bersepeda di malam hari dan berkeliling Jogja. Kadang, mereka pun
mengadakan lomba trik dan teknik lain di area progo tersebut. Beberapa
kali, Cyclebandidos mengadakan kegiatan bersepeda dengan mengundang
teman-teman komunitas sepeda lain di luar fixie. Bahkan, beberapa waktu
lalu, mereka mengadakan acara The Parade Cyclebandidos Fixed Gear Competition bertepatan dengan adanya Kick Parade 2010 di Joga Expo Center (JEC).
Kegiatan komunitas sepeda di Jogja tak hanya berlangsung di malam hari,
komunitas sepeda pun menghiasi keramaian kota di pagi hari. Seperti
pagi itu, Minggu (9/01), terlihat beberapa sepeda berjejeran di sekitar
Boulevard UGM. Setelah didekati, tampak sepeda jenis folding bike
atau biasa disebut sepeda lipat (seli). Beberapa orang di sekitarnya
sedang asik berbincang. Mereka adalah anggota Jogja Folding Bike
Community (JFB). Komunitas seli terbesar di Jogja ini sedang menunggu
anggota lainnya untuk bersepeda. Biasanya, mereka bersepeda bersama
keliling kota Jogja setiap minggu pagi. Rutinitasnya itu dimulai dari
Boulevard UGM sebagai titik nol, kemudian bersepeda di dalam kota.
“Setelah capek keliling kota, kita sering berhenti di tempat kuliner,”
celetuk Haryanto, ketua pengurus JFB periode ini.
JFB dicetuskan oleh enam orang penggemar sepeda lipat. Komunitas
tersebut secara resmi dideklarasikan di boulevard UGM pada 25 Januari
dua tahun silam. Selang beberapa lama, jumlah anggota JFB hampir
seratus orang. Haryanto menyatakan, terbentuknya komunitas JFB ini
dimaksudkan untuk mewadahi komunikasi antar penggemar sepeda lipat di
Jogja.
“Bisa dilipat dan praktis” itulah dua kata yang dapat menggambarkan
sepeda lipat. Keunikan inilah yang menjadi daya tariknya. Sehingga,
banyak orang memilih menggunakan sepeda lipat. Dulu, di Amerika, pada
Perang Dunia, sepeda lipat seringkali digunakan oleh tentara Amerika
sebagai alat transportasi. Kini, sepeda tersebut digunakan sebagai
alternatif alat transportasi yang bersahabat dengan lingkungan.
Selain bersepeda rutin di Minggu pagi, kadangkala di hari Sabtu,
komunitas yang baru saja merayakan hari jadi yang ketiga ini bersepeda
berat dengan rute yang lebih jauh seperti Prambanan, Pakem, dan
sebagainya. JFB pun beberapa kali mengadakan kerjasama dengan komunitas
sepeda lainnya. Pada saat pergantian tahun 2011 lalu, JFB turut serta
mendukung acara walikota di Monumen Serangan Umum Satu Maret. Haryanto
pun mengaku bahwa apapun kegiatan yang berbau sepeda, JFB pasti akan
mendukung.
“Happy, Healthy, dan Friendship” itulah jargon yang diusung JFB.
Mereka sangat terbuka bagi siapapun yang memiliki sepeda lipat untuk
bergabung, berkumpul, dan bersama-sama memasyarakatkan sepeda.
“Walaupun kita hanya bersepeda, namun kita selalu memegang prinsip
keamanan saat berkendara. Di komunitas JFB, setiap pengguna sepeda
diharuskan menggunakan helm, pelindung tangan dan kaki,” tegas
Haryanto. Seluruh anggota JFB pun hampir seluruhnya telah berkumpul.
Keramahan pun kian terasa, saatnya untuk bersepeda.
Banyaknya jenis sepeda mampu menciptakan perbedaan selera bagi
penggemarnya. Itulah yang menjadikan komunitas sepeda di Jogja mulai
bermunculan. Selain sepeda jenis fixed gear dan sepeda lipat, terdapat
pula jenis sepeda Jawa atau disebut juga Onthel, sepeda tinggi, sepeda
rendah, atau gabungan berbagai jenis sepeda dengan komunitas dan
rutinitasnya masing-masing. Namun, semuanya memiliki tujuan yang sama,
yaitu memasyarakatkan sepeda.
KOMUNITAS FIXIE DI BANDUNG
Komunitas Fixed Gear Bandung awalnya hanya beranggotakan empat orang.
Mereka adalah Ayang, Indra (alm), Cholid, dan Rifa. Anggota komunitas
terbagi dua, ada yang total hanya bermain di fixed gear ada yang juga
bermain di low rider (LR) atau BMX. Namun pada dasarnya, anggota menyukai fixed gear karena hobi ini tergolong extreme sport yang menantang.
Jumlah anggota saat ini sudah mencapai 35 orang lebih. Bila komunitas
mengadakan acara, sedikitnya 20 anggota hadir. Anggotanya ada yang
bergabung sejak awal. Namun ada juga awalnya sendiri, lalu karena mulai
ada perkenalan tentang komunitas banyak yang akhirnya bergabung. Namun
karena gaya bersepeda mereka free style
bahkan cenderung ekstrem, disarankan untuk bermain bareng karena akan
lebih seru. Tidak ada ketentuan organisasi di komunitas ini.Siapa yang
suka bisa ikutan gabung.

Komunitas ini setiap minggu berkegiatan mengelilingin beberapa tempat di Bandung, sambil berkumpul dan berbincang. Di Bandung jalan-jalannya cukup ekstrim dan lebih fun untuk bersepeda karena udaranya yang sejuk.
KOMUNITAS FIXIE DI SEMARANG
Bicycle…..bicyle…. itu adalah sepotong lagu yang dipopulerkan oleh
Freddy Mercury dan kawan-kawan dalam group Queen. Bila diperhatikan
kata-kata tersebut sudah mulai banyak dibicarakan orang-orang. Entah
oleh kalangan pelajar,mahasiswa,pekerja, dan pensiunan. Musim sepeda
sudah mewabah ke berbagai kalangan dengan jenis sepeda yang
berbeda-beda.
Salah satu komunitas Fixie
di Semarang adalah Sexie. Sexie mulai didirikan pada awal tahun 2010
dimana pada awalnya komunitas ini hanya dimulai oleh lima anggota saja.
Namun komunitas ini memiliki 30 anggota aktif yang setiap hari selasa
dan jumat berkumpul untuk berbagi keahlian akan Fixie atau sekedar
gowes beramai-ramai.
Untuk sebuah sepeda fixie
sendiri biasanya berharga sekitar 1,5 hingga 2,5 juta rupiah. Namun
anggota Sexie sendiri lebih suka untuk membuat fixie sendiri yang bisa
dimodifikasi sesuai keinginan.
Sexie sendiri sering
mengadakan kumpul anggota untuk sama-sama jalan keliling kota. Biasanya
mereka berkumpul didepan Videotron jalan pahlawan. Sexie mempunyai
kegiatan yang sangat unik yakni bernama Horrorhore. Kegiatan tersebut
adalah jalan-jalan menggunakan Fixie di malam hari berkeliling
tempat-tempat yang dirasa bisa membuat bulu kuduk merinding. Seperti
salah satunya di tengah pemakaman Berguta. Selain Horrorhore ada juga
sebuah agenda besar yang rutin diadakan setiap hari jumat di minggu
terakhir. Acara ini bernama Critical Mess Ride. Sebuah acara yang tidak
hanya untuk komuntas Fixie,tapi juga untuk segala jenis kendaraan yang
tidak menggunakan mesin.
Sekarang ini Fixie sudah
merupakan sebuah gaya hidup dan bisa dibilang fashion. Karena bentuknya
yang unik minimalis dan biasanya tidak menggunakan rem, warna yang
terang, serta fixie bisa digunakan dengan menggunakan pakaian apa saja.
Salah satu anggota Sexie,
Yanuar mengungkapkan akan suka dan dukanya selama gowes bareng Sexie.
Salah satu dukanya adalah seringnya dicibir oleh komunitas-komunitas
lain. Sering di maki oleh pengguna jalan lain. Namun semua itu
dirasakan tidak masalah bila sudah berada diatas Fixie kesayangan dan
gowes keliling kota bersama teman-teman.
Sekarang ini Fixie sudah
merupakan sebuah gaya hidup dan bisa dibilang fashion. Karena bentuknya
yang unik minimalis dan biasanya tidak menggunakan rem, warna yang
terang, serta fixie bisa digunakan dengan menggunakan pakaian apa saja.
Sexie memiliki harapan
dimana para pengguna sepeda khususnya di Semarang dihargai. Dan juga
mereka mengkampanyekan bahwa bersepeda itu sehat dan murah. Mereka juga
mempunyai sebuah harapan besar akan adanya jalur khusus pengguna sepeda
di Kota Semarang. Semoga pemerintah kota bisa mendengar harapan-harapan
dari teman-teman pengguna sepeda.
jadiin komunitas lebih seru dengan mendokumentasikan smua kegiatan dengann iphonee , emil the addict surabaya
BalasHapus